Banyak orang yang beruntung bisa jatuh cinta pada seseorang, dan
membangun hubungan yang kuat dari situ. Tetapi banyak pula pasangan yang
mendapati bahwa cinta harus dipupuk dan dipelajari. Bagi mereka yang
masih mencari pasangan, sulit untuk menentukan, apakah harus menunggu
hingga jatuh cinta pada seseorang, ataukah berkomitmen dengan seseorang
Anda yang kenal dan belajar mencintai.
Louise Rafkin, penulis buku Other People's Dirt, banyak mewawancarai pasangan-pasangan dan mengisahkan kisah cinta mereka di kolom mingguan di harian San Francisco Chronicle. Ia mempertanyakan dua pilihan tersebut, dan bagaimana mendapatkannya dalam kolom Modern Love di harian The New York Times.
"Bertahun-tahun
saya sendiri telah melalui pengalaman berkencan, bertemu seseorang,
lalu tak punya siapa-siapa, hingga berkencan lagi. Namun saya masih
punya pertanyaan, bagaimana orang tahu dengan pasti bahwa pasangan
mereka adalah yang terbaik? Atau mereka tidak tahu, dan hanya
memutuskan?" katanya.
Penelitian Rafkin lalu memperkenalkannya
pada sejumlah pasangan. Beberapa di antaranya berkenalan ketika duduk
berdampingan di atas pesawat, atau ketika terlibat dalam kecelakaan
kecil. Pasangan-pasangan ini mengalami kisah cinta pada pandangan
pertama. Satu pasangan menikah bahkan menjalin hubungan akibat masalah
di imigrasi, dan meskipun pernikahan diawali tanpa cinta, perasaan ini
tumbuh berkat persatuan mereka.
Dalam pengamatan Rafkin, pasangan
ini terlihat bahagia dan saling mencintai, seperti halnya pasangan
kekasih lainnya. Karena itu Rafkin percaya bahwa keputusan untuk belajar
mencintai memang layak dicoba. Jika tidak mencoba, Anda tak pernah tahu
bila ternyata pria yang Anda kenal itu memiliki sifat-sifat dan latar
belakang yang Anda inginkan, bukan?
Untuk Anda yang terbiasa
membina hubungan setelah jatuh cinta terlebih dulu, konsep belajar
mencintai ini memang akan sulit. Menurut Dr Robert Epstein, peneliti dan
mantan pemimpin redaksi situs Psychology Today, konsep jatuh cinta
berangkat dari kisah dongeng.
"Mereka menciptakan mitos yang sangat kuat. Mitos mengenai 'The One' adalah kekeliruan lain yang sangat merusak. Kita percaya bahwa 'The One' sudah dipersiapkan untuk kita, asal kita bisa menemukannya. Begitu kita menemukan The One, kita mengira dia tidak akan pernah berubah, dan begitu pula kita," papar Epstein.
Mitos
ini, menurutnya tak baik untuk dijadikan pegangan. Sebab, hal itu
memengaruhi cara kita menyeleksi calon pasangan. Jika Anda berpikir Anda
mencintai seseorang, Anda jatuh cinta dengan versi ideal dari orang
tersebut. Anda jatuh cinta dengan rasa cinta itu sendiri. Ketika
harapan-harapan kita dirusak, entah karena pasangan kita selingkuh, atau
menjadi gendut, atau tak mau lagi berhubungan dengan kita, kita menjadi
marah dan depresi. Kita jarang mau berusaha untuk memelihara hubungan
itu sendiri.
Ketika kita menerima bahwa metode pencarian kita
terhadap cinta tidak berhasil, masih adakah cara lain yang bisa
memberikan hasil?
Menurut Epstein, 60 persen dari perkawinan di
dunia ini diatur oleh orangtua, atau mak comblang. Kemungkinan, setengah
dari perkawinan ini berjalan karena orang-orang di dalamnya belajar
untuk saling mencintai, seiring berjalannya waktu.
Daya tarik
fisik memang penting, khususnya pada awal hubungan. Namun Anda juga
perlu tahu bagaimana membedakan nafsu dari cinta. "Ketika ketertarikan
fisik terlalu kuat, hal itu bisa membutakan. Banyak orang yang mengira
mereka sedang jatuh cinta, sebenarnya hanya bernafsu," tutur penulis
buku The Case Against Adolescence ini.
Anda perlu menerima bahwa tidak ada Mr Right yang ditakdirkan untuk kita, begitu pula konsep tentang soulmate. Anda perlu membuka mata di sekitar Anda dengan wawasan baru, asumsi baru, dan ketrampilan baru.
"Saya
tidak percaya Anda bisa jatuh cinta pada orang yang sama sekali tidak
Anda kenal, tapi memang ada orang-orang yang bisa menciptakan cinta yang
awet," kata Epstein. "Kita perlu berpikir apakah kita percaya bahwa
cinta itu sesuatu yang gaib, sesuatu yang mistis, yang tidak dapat kita
kontrol; ataukah ada cara bagi kita untuk belajar mencintai."
Cinta
yang penuh hasrat, telah menjadi komoditi, yang dijual kepada kita oleh
para pembuat film, penulis novel, dan pengarang lagu. Sayangnya, hal
itu dijual pada kita dengan cara yang tidak realistis dan tidak dapat
dijangkau oleh kebanyakan orang.
Bagaimana dengan Anda, bersediakah untuk belajar mencintai?
Sumber: Your Tango
ArenaDomino Partner Terbaik Untuk Permainan Kartu Anda!
BalasHapusHalo Bos! Selamat Datang di ( arenakartu.org )
Arenadomino Situs Judi online terpercaya | Dominoqq | Poker online
Daftar Arenadomino, Link Alternatif Arenadomino Agen Poker dan Domino Judi Online Terpercaya Di Asia
Daftar Dan Mainkan Sekarang Juga 1 ID Untuk Semua Game
ArenaDomino Merupakan Salah Satu Situs Terbesar Yang Menyediakan 9 Permainan Judi Online Seperti Domino Online Poker Indonesia,AduQQ & Masih Banyak Lain nya,Disini Anda Akan Nyaman Bermain :)
Game Terbaru : Perang Baccarat !!!
Promo :
- Bonus Rollingan 0,5%, Setiap Senin
- Bonus Referral 20% (10%+10%), Seumur Hidup
Wa :+855964967353
Line : arena_01
WeChat : arenadomino
Yahoo! : arenadomino
Situs Login : arenakartu.org
Kini Hadir Deposit via Pulsa Telkomsel / XL ( Online 24 Jam )
Min. DEPO & WD Rp 20.000,-
INFO PENTING !!!
Untuk Kenyamanan Deposit, SANGAT DISARANKAN Untuk Melihat Kembali Rekening Kami Yang Aktif Sebelum Melakukan DEPOSIT di Menu SETOR DANA.