Makanan gorengan, seperti pisang goreng, bakwan, atau combro, adalah
menu yang sangat khas Indonesia. Gorengan memang camilan yang sangat
digemari secara turun-temurun. Namun sering kali tenggorokan menjadi
gatal dan timbul batuk sesudah kita menyantap gorengan. Kenapa begitu,
ya?
Rasa gatal pada tenggorokan sebenarnya disebabkan oleh akrolein,
senyawa yang terbentuk karena suhu pemanasan minyak goreng melebihi
titik asapnya. Minyak goreng yang baik memiliki titik asap yang tinggi.
Makin tinggi titik asapnya, makin baik mutu minyak goreng tersebut. Bila
minyak digunakan berulang kali, maka akrolein semakin cepat terbentuk sehingga gorengan yang dimakan menimbulkan batuk.
Menurut
penjelasan Harry Soegiantoro, General Manager Oryza Grace Rice Bran
Oil, suhu penggorengan pada umumnya memiliki titik asap 177-121 derajat
celsius.
"Minyak goreng yang baik harus memiliki titik asap
tidak kurang dari 215 derajat celcius. Menggoreng pada suhu di atas
titik asap akan mengubah asam lemak tak jenuh pada minyak menjadi asam
lemak jenuh yang menambah kolesterol dalam darah," paparnya di Jakarta,
Kamis (8/4/2010).
Harry menjelaskan, asap yang keluar dari minyak
goreng saat dipakai menggoreng merupakan tanda bahwa titik asapnya
sudah terlampaui. "Selain mengubah rantai lemak, penggorengan dengan
suhu sangat tinggi juga akan membentuk akrolein penyebab batuk," tambahnya.
Titik
asap pada minyak yang telah dipakai untuk menggoreng akan menurun
karena terjadi hidrolisis molekul minyak. Itu sebabnya minyak goreng
sebaiknya tidak dipakai berulang-ulang. "Maksimal tiga kali dipakai.
Setelah itu, jelantah harus dibuang," cetus Harry.
http://health.kompas.com/read/2010/04/08/15532778/Kenapa.Makan.Gorengan.Bikin.Batuk.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar