Berdasarkan statistik, sekitar 17,5 juta orang per tahun meninggal
akibat penyakit yang menyerang jantung dan pembuluh darah. Organisasi
Kesehatan Dunia (WHO) bahkan menyatakan penyakit kronis seperti penyakit
jantung menjadi penyebab utama kematian di dunia.
Tingginya angka
statistik tersebut memang ada penyebabnya. Peluang untuk terkena
penyakit jantung koroner bisa dari berbagai sudut, baik yang tidak bisa
dihindari, seperti faktor genetik, hingga yang faktor risiko yang masih
dikendalikan, misalnya merokok dan pola makan.
Apa boleh buat,
urusan kesehatan memang selalu bersaing dengan lidah. Makanan tinggi
gula, garam, kurang serat, dan lemak jenuh yang berlebihan bisa jadi
pintu masuk gangguan jantung dan pembuluh darah.
Dalam sebuah
penelitian yang dilakukan di Amerika terhadap 87.230 responden
disebutkan, risiko stroke 44 persen lebih tinggi pada mereka yang hobi
menyantap makanan berlemak.
Menurut dr Fiastuti Witjaksono, SpGK,
ahli gizi dari Fakultas Kedokteran, Universitas Indonesia, konsumsi
lemak orang Indonesia sangat tinggi. Sayangnya, konsumsi lemak itu
kebanyakan berasal dari lemak jahat.
"Orang Indonesia mendapatkan
lemak jahat terutama dari makanan yang digoreng. Pada dasarnya, minyak
sayur adalah lemak tidak jenuh, tetapi proses pemanasan minyak dalam
suhu tinggi itu mengubahnya menjadi lemak jenuh," katanya di sela-sela
peluncuran Philips Airfryer, alat menggoreng tanpa minyak, di Jakarta,
Jumat (22/7/2011).
Makanan yang digoreng tak bisa dimungkiri masih
menjadi makanan favorit masyarakat di Tanah Air. Karena itu, menurut
Fiastuti, peningkatan kesadaran makanan sehat perlu ditingkatkan.
"Meningkatkan
asupan makanan berserat dan mengurangi makanan yang mengandung minyak
dan lemak bisa menjadi satu langkah untuk mendapatkan jantung yang
sehat," katanya.
Saat ini Philips baru saja memperkenalkan alat
untuk menggoreng tanpa memerlukan tambahan minyak goreng. Menurut Rudi
Ashari, Brand Development Manager PT Philips Indonesia, Philips Airfryer
menggunakan teknologi rapid air yang menggabungkan udara panas bersirkulasi cepat dan elemen pemanggang untuk menghasilkan makanan gorengan.
Teknologi
inovatif itu juga memungkinkan makanan bisa digoreng hingga suhu
mencapai 200 derajat celsius meski tanpa minyak. "Dengan alat ini,
kandungan lemak dalam makanan bisa dikurangi hingga 80 persen tanpa
mengurangi kerenyahan khas gorengan," katanya.
http://health.kompas.com/read/2011/07/22/12351074/Sayangi.Jantung.Kurangi.Lemak.dari.Gorengan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar